Seperti kita ketahui bahwa Jakarta Utara adalah salah satu dari wilayah Jakarta yang diprediksi memiliki potensi positif untuk mendongkrak perkembangan properti di Jakarta. Karena, secara geografis, Jakarta Utara memiliki keuntungan nilai jual berupa pemandangan laut Jawa. Selain itu, perluasan terminal 3 Bandara Soekarno Hatta yang sudah jadi turut mendorong potensi properti dsiana. Salah satu lokasi yang dimaksud adalah Kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), yang berlokasi ditengah Kecamatan Penjaringan yang merupakan kawasan mandiri yang terkenal elit di Jakarta.
Selain itu, mengapa PIK dijadikan sebagai kawasan paling elit di Jakarta, adalah karena memiliki akses jalan yang terlihat seperti berada di tengah-tengah antara Jakarta Barat dan Tangerang. Adanya akses jalan tol dari bandara Soekarno Hatta dan Jakarta Outer Ring Road seakan menjadi penarik masyarakat untuk melirik kawasan ini.
Kawasan PIK juga menjadi kawasan yang elit antara lain karena adanya fasilitas umum yang telah bertaraf internasional untuk memindahkan perkantoran disana. Sehingga menyebabkan harga tanah di PIK telah menyentuk angka yang fanstasis.
Namun bagaimana dengan kondisi PIK pada kuartal II di tahun 2017 ini? Apakah Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta kemarin juga memberikan efek bagi sektor properti? Jawabannya adalah ya. Pilgub DKI Jakarta kemarin sedikit banyak memberikan efek bagi sektor properti. Dari segi broker, pesta demokrasi memang kerap memicu perlambatan penjualan terutama dari kalangan investor.
Surya Wijaya (Principal of Ray White PIK) mengatakan bahwa pada tahun 2016 kemarin merupakan masa yang tidak baik bagi para agen properti. Pertumbuhan penjualan barang tidak bergerak, sehingga mengalami penurunan meskipun tidak terlalu signifikan. Di tahun 2016 kuartal III terlihat bahwa pasar properti telah pulih kembali, namun sayangnya menjadi tertahan lagi pada tahun 2017. Pemilihan Kepala Daerah tersebut biasanya memancing sikap para investor untuk wait and see, karena adanya rasa kekhawatiran dengan kebiajakan baru yang dicetuskan oleh gubernur mendatang.
Namun, penjualan tempat hunian maupun bisnis properti masih laris dari sisi konsumen dalam kategori end user (yang membeli rumah untuk ditempati). Surya pun meyakini bahwa properti akan mengalami pertumbuhan sekitar dibawah 10 persen setelah terpilihnya Gubernur DKI Jakarta yang baru. Beliau juga yakin dengan pertumbuhan positif pada sektor properti karena komoditas ini merupakan salah satu prioritas pemerintah dan menjadi suatu kebutuhan pokok bagi masyarakat. Diperkirakan pada kuartal kedua Tahun 2017 akan mengalami kenaikan dan puncaknya pada 2018 hingga 2019.
“Walaupun di tahun 2019 saat Pilpres pertumbuhan properti akan stag kembali dan pulih selepas Pilpres diyakini tahun 2020 akan menjadi puncak peningkatan penjualan properti yang sangat signifikan, saya optimis, tutur Surya Wijaya.
Share