Ray White Cares adalah sebuah organisasi CSR (Corporate Social Responsibility) dari Real Estate Agent & Auctioneer No.1, Ray White Indonesia yang telah menduduki peringkat nomor satu dalam penghargaan Top Brand untuk kategori Agen Properti. Dibalik pencapaian yang telah diraih, Ray White memiliki rasa tanggung jawab terhadap masyarakat yang membutuhkan.
Tema terbaru Ray White Cares adalah “Positive Choice”, dengan misi untuk “Membangkitkan kesadaran kepada para anak muda Indonesia akan bahayanya Against Abortion, Drugs, dan Internet Addict”. Ray White Cares juga bekerjasama dengan organisasi non-profit “Yayasan Hope”.
Adapun program-program terbaru dari Ray White Cares, yaitu menentang aborsi, obat-obatan terlarang, dan kecanduan internet, dimana melihat kondisi para remaja Indonesia sebagai penerus bangsa yang dapat menentukan kualitas Negara di masa yang akan datang, sepertinya bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Perilaku menyimpang di kalangan remaja Indonesia saat ini cenderung mencapai titik kritis, karena telah banyak remaja yang terjerumus kedalam kehidupan yang dapat merusak masa depan. Dalam rentang waktu yang singkat, perilaku menyimpang para remaja di Indonesia semakin menunjukkan tren yang yang memprihatinkan dan perilaku ini dianggap semakin membahayakan.
Berbagai macam perilaku menyimpang para remaja Indonesia yang ditunjukkan akhir-akhir ini seperti sex bebas pra nikah yang memaksa mereka untuk melakukan aborsi, penyalahgunaan narkoba, mabuk-mabukan, pencurian, tawuran pelajar, perkelahian secara perorangan atau kelompok, penganiayaan, dan kecanduan Internet kasusnya semakin menjamur.
Diantara berbagai macam kelakuan menyimpang para remaja, Sex Bebas, Aborsi, Drugs, dan Internet Addiction adalah yang paling sering menjadi bahasan menarik dan sepertinya kasus-kasus ini telah menjadi tren sendiri. Pergaulan di kalangan remaja Indonesia saat ini memang sangatlah memprihatinkan.
Di Jakarta khususnya dapat diperkirakan ada 2,5 juta nyawa tidak berdosa melayang sia-sia akibat aborsi. Di antara sekian juta pelaku aborsi, sebagian besar justru berasal dari kalangan remaja berusia 15-24 tahun. Diduga hal ini disebabkan karena kurangnya pendidikan seks dan sulitnya akses remaja untuk mendapat alat kontrasepsi. Dengan adanya hal ini maka diharapkan bagi para remaja Indonesia diberikan pemahaman mengenai seks dan kesehatan reproduksi sejak dini yang akan membuat remaja menyadari risiko dari berhubungan seks sebelum menikah.
Selain itu, narkoba merupakan ancaman bagi kaum remaja. Karena remaja yang berusia 14-17 tahun sedang mengalami perkembangan fisik, psikologi maupun sosial yang pesat yang dapat menjadi pemicu remaja mencoba untuk menggunakan bahkan kecanduan narkoba. Mereka sangat ingin tampil layaknya orang dewasa bahkan banyak juga yang ini memperoleh identitas pribadi, walaupun ada juga pengguna lain diakibatkan oleh kekecewaan, depresi, dan tidak adanya tujuan hidup. Faktor-faktor lainnya juga dapat disebabkan oleh masalah ekonomi, dan contoh buruk dari orang tua. Para anak muda tersebut mudah terikut oleh trend dan terbawa teman dalam pergaulan sehari-hari. Remaja yang banyak mengkonsumsi narkoba sangat memprihatinkan karena selain merusak masa depan, juga memberi dampak pada proses belajar dan tidak fokus belajar di sekolah.
Dan berita yang paling marak di Indonesia akhir-akhir ini ialah Internet Addiction. Beberapa psikiater mengatakan bahwa dunia online telah mengambil alih hidupnya dan kondisi tersebut harus di pandang sebagai gangguan klinis untuk melihat jumlah yang semakin meningkat dari para remaja yang kecanduan game dan pornogragi di Internet, dan mereka pada umumnya kurang dapat mengontrol atau membatasi pengaruh media. Ada banyak fakta-fakta penyebab dari kecanduan Internet, seperti terjadinya kematian di kafe-kafe internet di suatu Negara yang mengakibatkan seorang pasangan menelantarkan bayinya hingga mati kelaparan karena keduanya larut dalam permainan game online, dan seorang anak 13 tahun mencekik mati seorang wanita berusia 81 tahun dan mengambil uangnya untuk membeli video game. Sebagian besar orang yang mengalami kecanduan internet juga menderita gangguan kejiwaan yang lain seperti rendah diri, depresi/murung, pemalu, impulsif, dan kurang perhatian.
Oleh karena itu, Ray White Cares memiliki keinginan dengan adanya program baru ini agar dapat mendorong para Principal, dan Marketing untuk mengumpulkan donasi melalui Charity Box yang mana hasil donasinya akan diserahkan kepada Yayasan Hope untuk pengadaan Workshop ke sekolah-sekolah yang akan di pilih oleh masing-masing Kantor Ray White. Untuk Charity Box nya sendiri, Ray White Indonesia akan mendistribusikan Box tersebut ke tiap-tiap kantor Ray White yang ingin berpartisipasi.
We Care We Share…
Share