Bank Dunia memperingatkan negara-negara di dunia akan risiko stagflasi, seiring dengan ancaman resesi ekonomi pada tahun 2023 nanti.
Stagflasi merupakan kondisi inflasi dan kontraksi yang terjadi secara bersamaan. Inflasi yang dimaksudkan ialah akan melonjak, dengan pertumbuhan ekonomi menurun dan meningkatnya angka pengangguran. Umumnya, stagflasi terjadi saat resesi ekonomi.
Presiden Bank Dunia, David Malpass bahkan meyakini risiko resesi di Eropa akan meningkat, sejalan dengan perlambatan ekonomi China. Prediksi ini juga diungkapkan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang mengatakan ekonomi dunia akan jatuh ke jurang resesi pada tahun depan.
Proyeksi itu muncul ketika bank sentral di beberapa negara, seperti di Amerika Serikat dan Eropa, mengerek suku bunga lebih tinggi untuk meredam lonjakan inflasi. Imbasnya, kebijakan moneter yang ketat akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi, sehingga ancaman resesi semakin sulit untuk dihindari.
Kondisi yang mengancam negara-negara maju ini tentu saja menjadi kekhawatiran sendiri bagi negara berkembang, tak terkecuali Indonesia. Pertanyaannya, mungkinkah Indonesia juga akan terkena stagflasi?
Ekonom CORE Indonesia, Mohammad Faisal menjelaskan inflasi Indonesia memang diperkirakan berada di kisaran 6 persen sampai 7 persen sepanjang tahun ini. Namun, Indonesia masih jauh dari bayang-bayang stagflasi. Selain itu, alasan yang mendasari keyakinannya bahwa Indonesia tak akan terseret di jurang stagflasi maupun resesi, adalah pertumbuhan ekonomi yang diyakini masih cukup baik.
Tercatat ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 mencapai 5,4 persen. Hal itu dipicu oleh durian runtuh atau windfall dari harga komoditas yang mendorong ekspor tetap tinggi.
Selain karena pertumbuhan, konsumsi dalam negeri yang mulai pulih juga menjadi penolong Indonesia dari jurang resesi dan stagflasi. Ekonomi Indonesia lebih banyak ditopang oleh kondisi internal, hal ini yang membuat Indonesia lebih tahan banting dibandingkan negara-negara yang mengandalkan ekonomi eksternal.
Banyak negara kini telah menyiapkan antisipasi agar tekanan yang diterima tidak terlalu memberatkan bagi masyarakat. Di dalam negeri, Presiden Joko Widodo menegaskan akan mengelola dana sebesar Rp 3.061,2 triliun, seperti yang tertera dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang baru saja disetujui menjadi Undang-undang (UU), oleh Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dana belanja akan fokus kepada beberapa hal. Antara lain peningkatan kualitas SDM, mengakselerasi pembangunan IKN, serta menyelesaikan beragam proyek infrastruktur strategis yang bermanfaat bagi masyarakat dan perekonomian.
Ini Penyebab Harga Emas Ambruk, Masih Cocok Buat Investasi?
Kilau emas dunia kian meredup saat ini. Padahal di awal tahun 2022 , emas dunia menjadi aset yang paling diburu karena harganya yang terus melambung. Sebenarnya apa yang terjadi?
Emas mengawali tahun 2022 dengan fantastis. Harganya melambung 14% hanya dalam kurun waktu tiga bulan, dan mencapai puncaknya di US$ 2.052,41 per troy ons pada 8 Maret 2022. Namun, setelah mencapai puncak tertinggi itu harga emas malah terus menurun tanpa bergerak menyentuh puncak tersebut lagi.
Emas sedikit membaik setelah ketegangan antara Rusia-Ukraina meningkat pada akhir September. Pada perdagangan Senin (3/10/2022), harga emas menguat di 0,23% ke posisi US$ 1.663,61 per troy ons. Emas hanya mampu naik tipis-tipis, begitu muncul gejolak ketegangan dalam perang Rusia-Ukraina atau pada awal-awal isu resesi di Amerika Serikat muncul.
Dalam sepekan, harga emas sudah menguat di level 2,6% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas masih anjlok 2,8%, sementara dalam setahun ambles 5,9%. Dalam enam bulan terakhir, emas jeblok 13,5%. Akibat serangan bersenjata ke Ukraina, kini Rusia 'disingkirkan' dari sistem keuangan dunia. Hal ini mengakibatkan perdagangan komoditas sebagai kunci andalan Rusia terhambat. Termasuk gas, minyak mentah, dan batu bara yang merupakan sumber energi. Begitu pun pangan seperti gandum.
Hasilnya, inflasi negara-negara di dunia mulai merangkak naik akibat hilangnya pasokan energi dari Rusia. Pasalnya Rusia adalah pemasok utama komoditas pangan dan energi dunia.
Ketika inflasi mulai meningkat, giliran emas yang dilirik investor sebagai pelindung nilai (safe haven). Sehingga permintaan emas dunia pun meningkat, harganya pun mengikuti alur.
Melihat inflasi dunia yang terus bergerak naik, bank sentral di berbagai dunia pun tidak tinggal diam. Guna melawan inflasi, bank sentral mengetatkan kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunganya dengan cukup agresif.
Seperti salah satunya bank sentral Amerika Serikat, The Fed, yang memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bp) menjadi 3 - 3,25%. Suku bunga yang naik mengakibatkan biaya peluang pemegang emas meningkat karena tidak menghasilkan imbal hasil. Permintaan turun, harga pun mengikuti alur. Sejalan dengan suku bunga yang naik, dolar Amerika Serikat pun turut menguat dan membuat emas yang dibanderol menjadi lebih mahal.
Jika kita tarik kesimpulan dari salah satu analis yakni, Saxo Bank Ole Hansen yang mengingatkan jika harga emas masih sangat rawan pelemahan karena market masih memperkirakan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS, terus menguat.
Meskipun dalam jangka pendek emas diprediksi akan turun, hal ini bisa menjadi kesempatan untuk berinvestasi emas. Tentunya dengan jangka waktu panjang. Misalnya saja jika membeli emas Antam lima tahun lalu di Rp 637.166 per gram, investor bisa untung dengan menjualnya dengan harga buyback Rp 796.000 per gram saat ini.
Investasi Indonesia Bergerak Bangkit Pasca Pandemi, Realisasi Investasi Properti Tembus Rp26,7 Triiun
Sebagai kelompok negara dengan 80% dari GDP dunia, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk mendapatkan konsensus dalam mengelola pembangunan dan ekonomi dunia yang menjadi jembatan untuk mencapai tujuan bersama, yaitu keadilan dan kemakmuran.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian nasional tumbuh impresif pada kuartal kedua 2022, meskipun tengah berada dalam risiko pelemahan ekonomi global akibat inflasi. Di Tahun ini tercatat pertumbuhan ekonomi kuartal kedua mencapai 5,44 persen secara tahunan, jauh diatas capaian kuartal sebelumnya yaitu 5,01 persen.
Untuk pulih ke situasi sebelum pandemi perlu dengan investasi berkelanjutan yang dapat mendorong pembangunan yang lebih inklusif, adil, dan merata bagi semua. Seperti yang kita ketahui, investasi adalah kunci dari pemulihan ekonomi dan jangkar pertumbuhan ekonomi, di mana kontribusi investasi terhadap GDP sebesar 33%, serta berperan langsung dalam penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan daya beli masyarakat.
Situasi pandemi yang berangsur terkendali tentu berdampak pada sektor properti. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), mencatat realisasi investasi sektor properti khususnya perumahan, kawasan industri, dan perkantoran mencapai Rp26,7 triliun pada kuartal II tahun 2022.
Angka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan pada kuartal I tahun 2022, dimana realisasi investasi sektor properti perumahan, kawasan industri dan perkantoran mencapai Rp24,9 triliun. Total realisasi investasi di tanah air pada Triwulan II-2022 sebesar Rp302,2 triliun. Angka tersebut lebih tinggi 38,5 persen daripada periode yang sama di tahun 2021. Data ini menunjukkan bahwa investasi sekarang yang sedang berkembang itu adalah investasi industrialisasi. Hal ini membuktikan investasi didorong bukan di sektor jasa, tetapi dari sektor produktif.
Untuk mendorong investasi di sektor properti, pemerintah kita terus memberikan berbagai stimulus untuk sektor properti. Diantaranya yaitu program PPN-DTP (Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah) yang telah berjalan dari tahun 2021 dan tetap diperpanjang sampai kuartal 3-2022, disisi lain, developer juga terus menawarkan program DP 0%. Selain itu pemerintah juga aktif memberlakukan program skema pembiayaan rumah di tahun ini seperti program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), program Kredit Kepemilikan Rumah Subsidi Selisih Bunga (KPR SSB), dan program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2TB).
Sampai saat ini properti masih menjadi instrumen investasi yang paling mencuri perhatian masyarakat Indonesia, terutama di kawasan-kawasan strategis dan menguntungkan seperti Bali. Pulau Dewata yang tidak pernah sepi kunjungan turis domestik dan internasional ini disebut-sebut menjadi sasaran empuk bagi para investor. Kamu juga tertarik melakukan investasi di Bali berupa properti? Berikut tips-tips terbaik yang perlu diperhatikan agar keuntungan yang berlipat ganda.
1) Lakukan pembelian saat harga properti stabil
Perlu diketahui bahwa harga properti di kawasan destinasi liburan relatif lebih stabil jika dibandingkan dengan kawasan lain. Artinya, Anda bisa membeli properti kapan saja untuk investasi di Bali. Tidak ada salahnya memeriksa kembali harga pasar dari properti yang akan dibeli. Dengan begitu, Anda sangat disarankan untuk membeli properti ketika harga pasar tengah stabil. Carilah informasi sebanyak-banyaknya dari agen properti, internet, maupun riset pasar secara langsung.
2) Beli properti di luar musim liburan
Investasi di Bali pada dasarnya cukup tricky karena banyak investor pesaing yang juga datang mencari properti seperti Anda. Umumnya, mereka akan mencari rumah tapak dan untuk para wisatawan backpacker. Kebanyakan investor akan datang di musim liburan untuk memastikan lokasi properti tersebut diminati oleh pasar saat ini. Padahal kondisi ini justru menimbulkan kompetisi penjualan yang berakibat pada kenaikan harga properti. Oleh karena itu, sebaiknya belilah properti untuk investasi di Bali saat musim liburan usai. Pada waktu inilah Anda bisa lebih leluasa menawar harga karena tidak perlu bersaing ketat dengan para investor lain.
3) Sesuaikan dengan permintaan pasar
Tips melakukan investasi properti di Bali yang selanjutnya bisa Anda lakukan yaitu menyesuaikan diri dengan permintaan pasar. Artinya, sebelum melakukan pembelian, Anda dianjurkan untuk melakukan survei terhadap target pasar pada lingkungan yang akan dituju. Apabila permintaan cukup tinggi namun ketersediaan belum mencukupi, maka investasi yang Anda lakukan dijamin akan memperoleh keuntungan yang menggiurkan.
4) Pertimbangkan rumah bekas
Harga properti di kawasan liburan memang cenderung lebih tinggi karena nilai investasinya yang juga sangat menjanjikan. Namun, sebagai investor pemula dan hanya memiliki bugdet terbatas, cobalah untuk mempertimbangkan pembelian rumah second. Perlu diperhatikkan juga untuk mengecek kondisi bangunan, kelengkapan surat-surat penting, serta lingkungan rumah itu sendiri. Anda juga bisa memanfaatkan penawaran rumah second dari pemilik yang sedang membutuhkan uang. Biasanya karena berada dalam kondisi terdesak, pemilik terdahulu bisa memberikan harga yang lebih murah.
5) Periksa kembali ketersediaan fasilitas
Satu lagi yang tidak kalah penting diperhatikan saat Anda berencana untuk investasi di Bali dalam bentuk properti, yaitu ketersediaan fasilitas. Untuk itu, sangat dianjurkan agar Anda terlebih dulu melakukan survei lokasi secara langsung. Hal ini penting agar Anda bisa mengetahui fasilitas apa saja yang tersedia di sekitar kawasan properti tersebut. Misalnya, ketersediaan apotek, ATM, supermarket, tempat ibadah, dan sebagainya. Semakin lengkap fasilitas yang tersedia, maka semakin menarik pula properti Anda untuk disewakan pada wisatawan yang datang.
Investasi di Bali terbilang cukup ramah bagi Anda yang masih pemula. Selama Anda bisa membaca dan memanfaatkan peluang yang ada dengan baik, maka keuntungan pun bisa didapatkan. Investasi properti di Bali bahkan tidak hanya terbatas pada bangunan berupa guest house, vila, atau hostel, tetapi juga bangunan perkantoran co-working space yang saat ini cukup banyak peminatnya di Pulau Dewata. Jadi, kapan Anda akan mulai investasi di Bali?
Setelah menyimak ulasan diatas, timbul refleksi bahwa saat ini di masa muda banyak orang berlomba-lomba melakukan investasi untuk hari tua mereka. Salah satu investasi yang sangat digemari belakang ini memang investasi properti. Investasi properti yang paling digemari yaitu dalam bentuk perumahan karena dianggap lebih menguntungkan dalam jangka panjang. Keberhasilan memiliki properti pertama adalah hal yang paling membanggakan bagi investor pemula. Agar dapat mencapai keberhasilan yang dituju Anda perlu mengatur strategi yang tepat untuk mencapai tujuan.
Sebagai pemula sebaiknya Anda tidak mengambil langkah terburu-buru karena banyak hal yang harus dipelajari sebelum memulai investasi properti. Salah satu hal yang harus diperhatikan sebelum membeli properti yaitu perhatikan mekanisme sistem pembayaran yang akan Anda pilih, jika Anda memilih melakukan pembayaran dengan KPR pastikan seluruh persyaratan lengkap sebelum melakukan pengajuan.
Untuk mengatasi ini, sebenarnya ada pihak yang perannya menghindarkan Anda dari kesalahan prosedur dalam proses penjualan maupun pembelian properti. Pihak tersebut adalah agen properti. Agen properti akan menjadi property consultant yang dapat diandalkan.
Kemudahan utama yang akan didapatkan apabila Anda bekerjasama dengan agen properti adalah banyaknya pilihan listing. Listing adalah daftar properti yang dijual. Ini merupakan marketing tools yang wajib dimiliki oleh setiap agen properti. Dengan menggunakan jasa agen properti, Anda akan memiliki berbagai pilihan tipe properti, lokasi, harga, dan model bangunan.
Untuk memudahkan Anda membuat keputusan, maka peran professional agen properti sangat dibutuhkan untuk mengurai kerumitan. Agen properti yang kompeten mampu memberi pertimbangan yang masuk akal, rasional, dan mengarahkan pada deal transaksi yang saling menguntungkan antara pembeli dan penjual rumah. Mungkin inilah saat yang tepat bagi Anda untuk berkonsultasi soal investasi properti dengan agen properti dari Ray White. 5 kantor cabang Ray White di Pulau Dewata, bisa Anda temukan dengan mudah, diantaranya Ray White Seminyak, Ray White Canggu, Ray White Kuta, Ray White Ubud, Ray White Buleleng. Lengkapnya Anda bisa mengakses langsung di laman Ray White.
Ray White adalah agen properti terbaik yang telah berdiri selama 25 tahun di Indonesia dan menjadi agen properti terpercaya nomor satu di Indonesia serta tercatat sebagai anggota AREBI (Asosiasi Real Estate Broker Indonesia). Ray White telah hadir di industri properti global selama lebih dari 120 tahun, lebih dari 1.000 kantor di seluruh Australia, Selandia Baru, China, Hong Kong, Timur Tengah, Amerika dan terlebih khusus di Indonesia sejak 1997.
Ray White Indonesia meraih penghargaan Top Brand Award kategori Broker Properti untuk kesepuluh kalinya secara berturut-turut. 25 tahun berdiri di Indonesia dan 120 tahun di Australasia, sejarah menunjukan pengalaman dan konsistensi telah berhasil mengantarkan Ray White sebagai agen properti paling mendominasi di setiap regionnya sama seperti moto perusahaan “ to become the most dominant agent in every market place we trade”. Ray White memiliki komitmen dalam menjawab setiap kebutuhan jual-beli-sewa-lelang properti serta penanganan dan pemasaran Projects dan Property Management dan secara konsisten terus berinovasi dalam menjalankan bisnisnya termasuk dalam cara-cara pemasaran properti.
"properti solution, Ray White in Action"
Source: Properti Indonesia, BKPM, BPS, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Share