logo-raywhite-offcanvas

18 Jul 2023

Sewa atau Beli Hunian? Mana yang Paling Tepat bagi Generasi Muda?

Sewa atau Beli Hunian? Mana yang Paling Tepat bagi Generasi Muda?


Sebagai generasi muda yang baru saja menikah atau sedang melakukan persiapan pernikahan, Anda pasti kerap kali menghadapi kebimbangan dalam memutuskan apakah lebih baik menyewa atau membeli hunian. Baik dalam bentuk cash payment atau melalui kredit bank. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Indonesia Millenial Report, generasi muda hanya mengalokasikan 2% dari pendapatannya untuk berinvestasi. Namun, sejak era pandemi kemarin, generasi muda merasa lebih aware tentang pentingnya untuk mulai berinvestasi, salah satu nya investasi properti. 


Properti merupakan sektor yang paling tahan terhadap dampak era pandemi maupun disrupsi digital. Walaupun tingkat penjualannya menurun, harganya justru terus melambung naik. Pertumbuhan penjualan rumah tipe menengah pada kuartal IV 2021 tumbuh 11,26% year on year (YoY). Ini merupakan gambaran lain ketahanan sektor properti atas dampak pandemi kemarin. Itu yang membuat generasi muda mulai melirik sektor properti sebagai sektor yang cantik untuk melakukan investasi. 


Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penentu dalam melakukan investasi properti seperti letak properti yang strategis, legalitas dari properti, harga properti yang sesuai dengan kemampuan, dan rencana pemerintah kedepannya terhadap lokasi properti tersebut. Semua hal-hal tersebut tentunya perlu diperhatikan oleh generasi muda yang mana hal-hal tersebut bisa membantu kesuksesan investasi properti mereka. 


Beberapa faktor yang membuat generasi muda berpikir dua kali untuk melakukan investasi antara lain adalah harga dan budget. Kebanyakan generasi muda mengalokasikan pendapatannya untuk gaya hidup mereka daripada untuk melakukan investasi.  Harga hunian yang ditawarkan saat ini juga cukup fantastis. Menurut Menteri Keuangan, Ibu Sri Mulyani, sangat mustahil bagi generasi sekarang untuk memiliki hunian pribadi. Dengan pertimbangan seperti ini, banyak sekali pasangan yang pada akhirnya memilih untuk menyewa hunian, karena dinilai lebih ekonomis dan tidak merusak cash flow mereka tiap bulannya.


Faktor yang kedua adalah lokasi. Sebagai generasi yang produktif, tentu saja memiliki hunian di tengah-tengah kota sangatlah diidamkan bagi generasi ini. Namun, dengan budget yang masih terbatas, memiliki hunian di pusat kota bukanlah hal yang dapat dilakukan secara mudah. Sedangkan, jika tinggal di pinggiran kota, tentu saja butuh waktu yang cukup banyak untuk sampai ke tempat kerja mereka, dan akan membutuhkan cost yang lebih besar dari yang seharusnya bisa dikeluarkan bila tinggal di pusat kota.


Kebutuhan mereka yang masih sangat minimalis menjadi faktor ketiga karena tidak mengharuskan mereka untuk memiliki hunian sendiri. Mereka cenderung merasa bahwa kehidupan nya yang minimalis, produktif, dan dituntut untuk selalu bermobilitas dengan cepat, membutuhkan hunian yang dapat dijangkau dengan mudah.Baik dari segi lokasi ataupun harga. Mereka merasa tidak perlu buang-buang waktu untuk mengurusi segala perintilan-perintilan kecil rumah, merawat rumah dengan baik, bahkan bolak balik ke Bank untuk mencari tawaran kredit yang terbaik. 


Faktor-faktor inilah yang akhirnya menjadi pertimbangan para generasi muda untuk memiliki hunian sendiri. Mereka merasa, dengan mobilitas yang tinggi yang dimiliki mereka saat ini, memiliki hunian yang nyaman, tidak terlalu besar asalkan ditengah-tengah kota jauh lebih penting daripada memiliki hunian sendiri tetapi di pinggiran kota, karena akan mengganggu mobilitas dan aktivitas mereka sehari-hari. Dampak yang ditimbulkan, akan jauh lebih besar. Namun, tidak bijak bila kita tidak melihat keuntungan dan kerugian dari menyewa dan mencicil hunian. 


Beberapa keuntungan dari menyewa hunian, mereka dapat memilih lokasi yang diinginkan untuk menetap yang dapat disesuaikan dengan lokasi pekerjaan mereka, atau lokasi dengan mobilitas tertinggi mereka sehari-hari. Dengan itu mereka dapat menjaga cash flow mereka dengan lebih baik. Mereka pun dapat pindah kapanpun saat mereka merasa bosan atau pindah lokasi kerja. Mereka tidak memiliki keterikatan terhadap hunian dan tidak harus memelihara hunian tersebut dengan lebih baik dan penuh cinta.


Tapi menyewa hunian juga memiliki kerugian tersendiri. Setiap tahunnya harga properti akan naik terus sehingga akan semakin sulit bagi kita untuk memiliki hunian pribadi. Jika memutuskan untuk memiliki anak, mereka harus mencari hunian lain yang lebih besar daripada hunian sebelumnya yang ditinggali hanya berdua dengan pasangan. Mereka juga tidak memiliki aset tetap dan ada kemungkinan sewaktu-waktu penyewa berhenti menyewakan hunian nya.


Jika membeli hunian, maka mereka akan memiliki beberapa keuntungan, diantaranya mereka akan memiliki aset tetap dan investasi jangka panjang yang akan bermanfaat nantinya. Mereka juga tidak perlu khawatir jika sewaktu-waktu penyewa berhenti untuk menyewakan huniannya. Mereka dapat hidup lebih stabil dan tidak perlu menjadi nomaden. Mereka akan lebih bertanggung jawab karena memiliki hunian sendiri. Apapun yang terjadi adalah kewajiban dan hak mereka sebagai pemilik properti. Hidup mereka juga akan jauh lebih tenang karena tinggal di hunian milik sendiri. Bila mengikuti program KPR, jelas dalam mengeluarkan expense tiap bulan nya untuk aset kita sendiri, bukan hanya mengeluarkan expense untuk membayar hunian orang lain. Dan jika memiliki hunian rumah kedua, hal ini dapat dijadikan investasi untuk disewakan sebagai passive income, atau jika terpaksa dapat dijual kembali dengan return yang lebih besar dalam jangka panjang.


Tapi juga tetap ada kerugian dalam membeli hunian. Butuh effort yang lebih untuk mencari hunian yang tepat, dalam segi harga dan lokasi. Karena, bukan hal yang mudah untuk mencari hunian yang tepat. Selain itu, juga dibutuhkan effort yang lebih besar untuk menyisihkan uang tiap bulannya untuk mencicil hunian, yang artinya kita perlu berkorban dari sisi lifestyle.


Dengan keuntungan dan kerugian yang sudah dijabarkan diatas, penting bagi masing-masing dari kita untuk lebih bijak menentukan pilihan mana yang harus kita ambil. Tentu saja, di tiap-tiap pilihan yang akan dibuat nantinya, kita akan dihadapi dengan berbagai resiko. Namun, sektor properti akan terus melakukan terobosan-terobosan untuk membantu setiap lapisan masyarakat memiliki hunian nya sendiri. Melakukan investasi jangka panjang di sektor properti bukanlah hal yang merugikan, karena sektor properti akan terus naik bagaimanapun kondisi nya. Sektor properti terbukti menjadi sektor yang kuat bertahan dalam berbagai macam kondisi perekonomian, terutama perekonomian Indonesia. 


Usia muda merupakan usia yang produktif untuk bekerja lebih keras untuk memenuhi kehidupan dan jaminan di hari tua. Dengan adanya investasi di sektor properti tentu menjadi peluang yang strategis bagi generasi muda untuk menjamin kehidupan masa tuanya nanti. Hal tersebut dikarenakan sifat dari investasi properti ini yang dalam jangka waktu panjang akan bertambah mahal dari segi harganya. Menjadikan, investasi properti adalah investasi yang sangat menarik untuk dilakukan. 

Share