logo-raywhite-offcanvas

04 Jul 2023

Memasuki pertengahan tahun 2023, Apakabar Sektor Properti Indonesia?

Memasuki pertengahan tahun 2023, Apakabar Sektor Properti Indonesia?

Saat ini kita sudah memasuki pertengahan tahun 2023, dimana selama setengah tahun ini banyak sekali hal-hal dari sisi politik, ekonomi, sosial budaya, dan pariwisata yang telah terjadi. Banyak sekali peristiwa yang akhirnya mempengaruhi masyarakat dalam melakukan investasi, terutama investasi properti. Ancaman global resesi tahun 2023 yang marak diserukan di awal tahun, ternyata tidak menjadi ancaman yang terlalu besar bagi sektor properti. Karena pada praktek nya, pembeli cenderung melakukan transaksi karena harga dan bunga yang relatif lebih murah dan rendah. 


Pernyataan diatas didukung oleh realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di sektor properti sepanjang kuartal I 2023 naik 12% menjadi Rp 36,14 triliun dibandingkan kuartal 1 2022 sebesar Rp 32,15 triliun. Investasi properti yang memiliki daya tarik paling tinggi bagi investor mencakup perumahan, kawasan industri, perkantoran, hotel, dan restoran.


Bisnis properti tetap menjadi bisnis yang sangat digandrungi oleh investor asing karena dinilai menjadi bisnis yang kuat, dan menjadi bisnis yang sudah dapat kembali stabil sejak tahun lalu saat pandemi Covid-19 masih merajalela. Mengutip dari data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), subsektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran merupakan penyumbang terbesar pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yakni sekitar Rp 28 triliun atau sekitar 77% dari total investasi properti. Lalu, hotel dan restoran menyumbang 23%, yakni sekitar Rp 8 triliun.


Menyambut tahun pemilu, para pengamat properti pun tidak ambil pusing. Karena sejak 2004, sudah terbukti bahwa bisnis properti dan politik itu sudah decoupling atau terpisah dari satu sama lain. Di tahun pemilu seperti saat ini, justru waktu yang tepat untuk melakukan pembelian properti karena setelah pemilu nanti, di prediksi harga properti akan cenderung mengalami peningkatan. Pemilu membuat banyak investor lebih berhati-hati dalam melakukan investasi, namun market property kita sendiri sekarang sudah 60% end-user, dimana mereka sendiri yang akan menggunakan rumah. Oleh karena itu, bisnis properti akan lebih sustain karena mereka mengetahui ini adalah sebuah kebutuhan. 


Di sisi lain, suku bunga pada kuartal ke-II ini sudah cenderung lebih rendah, sehingga menjadi daya tarik bagi para investor untuk mempertimbangkan KPR. Pada kuartal ke-II ini, sektor properti masih memiliki daya tarik yang besar, sehingga developer perlu memasang siasat untuk menjaring konsumen dari kalangan end user dan home upgrader.


Selain itu, dengan pemindahan ibukota di tahun 2024Jakarta akan tetap menjadi kota yang paling prospektif di Indonesia untuk pertumbuhan properti. Perpindahan ibu kota negara kemungkinan akan mengurangi ritme kegiatan di Jakarta. Namun, fungsi Jakarta sebagai kota bisnis, perdagangan, hiburan, pendidikan, budaya, dan pelabuhan akan terus berlanjut.



Share